Rabu, 7 April 2010

kaki lima

Kepala aku dihempas ke lantai,
tiba - tiba,
aku tak tau kenapa,
aku lihat kepala aku itu,
teruk,
hancur,
berkecai,
kecilan - kecilan otak merata,
darah bersepah,
aku nampak apa yang keluar dari kepala aku itu,
di sebalik kehancuran itu,
sesusuk tubuh,
bukan keturunan aku,
bukan darah aku,
keluar perlahan,
dari celahan lendiran darah,
ingin lari sepertinya,
aku kenal susuk itu,
sudah sebati dalam diri aku selama ini,
tapi,
ke mana dia nak pergi?
dengan senyuman milik aku,
tangisan milik aku,
kenangan milik aku,
semua di bawa bersama,
ke mana?
kembalilah,
tangan aku melambai,
melambainya agar kembali,
duduk di hati ini,
sanggup kau lihat aku begini?
tapi,
apa yang mampu aku lakukan?
tiada yang mampu,
dia lebih berkuasa,
aku hanya mampu melihat dia terbang,
bersama dandelion,
hingga hilang dari pandangan,
tapi kepala aku sudah tiada,
apa guna aku ingin memandang,
tiada guna,
yang ada hanya hati,
yang boleh melihat dan merasa,
yang boleh memimpin aku berjalan,
walaupun sudah jauh dia terbang,
aku harus pergi,
dan mencari,
kesilapan yang telah aku lakukan dulu,
yang telah menyesali aku sekarang.

Mayat aku telah dijumpai keesokannya,
di kaki lima itu tanpa kepala,
dengan badan yang masih sempurna,
dan hati yang masih bernyawa,
di kaki lima itulah aku di campak,
dan ditangiskan.


Hati, hati - hati.
1:12 am

Tiada ulasan:

Catat Ulasan