Sabtu, 28 Januari 2012

saya suka susu

Saya adalah comel sebab saya suka minum susu. Eh, sebenarnya saya baru jer suka minum susu. Baru jer lagi. Kawan saya cakap lelaki minum susu adalah comel, maka-nya saya adalah comel hendaknya. Kerapnya, saya ada misai putih lepas minum susu, tapi saya bukan kucing. Suka-nya saya pada susu sekarang ibarat susu yang tidak dapat dipisahkan daripada badan seorang wanita. Susu itu sedap, tapi kenapa saya baru nak suka minum susu. Terima kasih kepada kawan saya sebab cakap saya comel. Eh, dia cakap lelaki yang comel bila minum susu, bukan saya. Terbuktinya, saya adalah seorang lelaki.

Terima kasih kawan saya.

Love,
11:04pm

Selasa, 24 Januari 2012

buntu

Entri kedua di tahun baru,
seperti ketiadaan bicara mau ditempikkan,
duduk - duduk dan termenung,
seribu batu pandangan - pandangan,
ke depan tanpa sempadan,
kutepuk tangan menyapu muka yang kasar,
mengeluh membenci kebuntuan fikiran,
kujamah santapan angin,
dijamah kegelapan,
di bawa ke dalam memenuhi ruang fikiran,
aarrggghhhhh,
tiada apa terjadi katanya,
aku cuma bisa termenung melihat kotak laptop ini,
tanpa hadirnya sepatah kata,
hanya jemari menekan tanpa paksa.

Ku biarkan ia berterusan hingga ke titik terakhir,
mungkin wujudnya satu cerita,
tanpa pengetahuan benakku,
aku biarkan cerita.

Habuk yang dulunya aku hilangkan,
kini muncul kembali,
semakin menusuk - nusuk tebal hidungku,
oh, aku lupa tentang titik terakhir,
okay, aku akhirkannya di sini,
di sini di mana aku mengakhirkannya,
titik.

Tepian rimba,
8:35pm

Ahad, 22 Januari 2012

laras

Bahasaku diindah dengan sampah,
bahasaku dipalit dengan ludah,
bahasaku dilampir dengan sial,
langsung aku rasa itu cerita sesuai,
alangkah cilaka pandangannya,
membentuk cerita dan kisah,
objek yang menjadi mata,
ditarik hati umat manusia,
penodaan nafsu berleluasa,
dicabuli masa - masa kosong,
dicurangi jiwa - jiwa bernafsu,
nafsu yang akan menjadi raja,
itulah aku katakan sialnya,
diludah dengan cemuh - cemuh,
ibaratnya sampah dalam kewujudan manusia,
ada yang membenci,
meludah muka ini dengan najis,
keliling aku diberaknya,
hanya sampah pandangannya,
kisahnya aku tiada apa,
langsung aku biarkan dengan sahaja,
melayan aku tidak sekali,
kerna aku cuma aku,
hanya aku menggunakan cipta aku.

Kita tidak perlu menjadi seseorang untuk menunjukkan diri kita. Cukuplah sekadar ada.

Ledang,
10:26